10 Questions I Ask to My Mom | Talk To Myself Eps. 35

image by Rima

Hellowww...

Sudah lama ya aku nggak nulis di sini. Nggak tanggung-tanggung sih, menuju tiga tahun brow! Wkwkwk

Tapikata yang selalu dipakai orang untuk mengelestiga tahunan ini memang aku gunakan untuk mengejar karir dari magang ke kontrak ke tetap, mengeksplor banyak haltempat dan pengalamanhingga bertemu dengan orang-orang menakjubkan dari berbagai daerah di Indonesia, fokus untuk hobby-ku yang lain (membaca, melukis dan olahraga) dan tentu saja karena aku malas menulis di sini. Wkwkwk

Jadi, nggak aneh tempat yang aku jadikan untuk menguapkan seluruh isi pikiranku ini menjadi terbengkalai dan berubah menjadi rumah kosong penuh dengan jurig-jurig.

But anyway, aku di sini! Dan insyaAllah akan menulis lagi. Karena sepertinya dunia menulis dan aku cenderung tidak bisa dipisahkan. Meskipun tidak menulis di sini, aku senang sekali menulis di jurnal pribadi atau di aplikasi Notion mengenai banyak hal. Dari isu-isu yang secara random muncul di pikiran, kejadian yang terjadi di hari itu, puisi-puisi yang aku buat, hingga kisah cinta. Yang terakhir bikin, "Alah mboh" wkwkwk

Dua puluh lima tahun aku hidup. Eksis di dunia yang fana bersama manusia-manusia yang aku yakini memiliki masanya bersama ku. Satu-satunya orang yang akan menjadi tempat dimana aku bercerita mengenai banyak hal akan perasaan-perasaanku adalah Mamah. The most beautiful, kind, strong, and incredible woman I ever had.

Sejujurnya, baru akhir-akhir ini aku memiliki koneksi yang kuat dengan Mama. Hampir seluruh hidupku aku cenderung hidup berjauhan dengan Mamahkedua orangtua sebenarnya, aku cenderung lebih terbuka dan juga cerewet kepada teman-temanku. Karena dulu aku menyakini bahwasanya 'Mamahku hidupnya sudah sulit, buat apa aku persulit dengan cerita-ceritaku' yang sebenarnya terjadi dan dirasakan Mamahku adalah ia amat sangat senang jika putri satu-satunya bercerita. Dia menyukai semangat menggebu-gebu dan lelucon yang aku lontarkan ketika kami mengobrol baik di telfon atau secara langsung. Kami memiliki tradisi khusus ketika berdua. Dan itu rahasia! Wkwkwk

Selama itu, sejak kami berdua sangat dekat, menjadi partner kehidupan. Mamah yang berperangai cenderung cuek tidak mengambil pusing terhadap di luar hidupnya, tangguh nan keras serta lucu diwaktu yang bersamaan. Sementara aku yang cenderung sensitif, tangguh nan terlalu berempati serta lucu diwaktu yang bersamaan. Memiliki titik yang kami sebut sebagai 'penghubung' sebagai Ibu dan anak perempuannya untuk waktu dan jarak yang pernah memisahkan kami. Kami saling menjaga 'penghubung' itu. Mamah yang berusaha selembut mungkin kepadaku dan aku merasakannya, aku yang berusaha sepengertian mungkin kepada Mamah dengan hidup yang terjadi kepada kami berdua.

Jadi, banyak hal yang kami bicarakan berdua. Dimulai hal-hal receh sampai ke hal-hal berat untuk ditanyakan. Oke, ini lah 10 pertanyaan yang pernah aku tanyain ke Mamah.

1. "Apa Harapan Mamah Ketika Aku Akan Lahir dan Ketika Aku Hidup Sejauh Ini?"

Mamah kaget banget sih waktu aku tanya ini wkwkwk. Seperti sudah kubilang perangai Mamahku ini cenderung cuek akan hal-hal di luar hidupnya yang berarti dia ini bukan tipekal orang pemikir atau overthinker. Jadi dia ngga nyangka akan pertanyaan ini, jadi jawabannya adalah "Mamah nggak berharap apa-apa ke Rima dari dulu. Rima lahir juga karena Mamah dulu saling cinta sama Bapak Rima. Sampai Rima sudah dewasa pun Mamah nggak nuntut ini itu ke Rima karena Mamah tau Rima kayak gimana orangnya. Mamah cuman pengen Rima sehat dan bahagia. Mamah bersyukur dengan Rima sekarang yang berhasil ngelewatin banyak hal dihidup Rima meskipun Rima masih nangis-nangis ke Mamah. Tapi Mamah bersyukur punya Rima dihidup Mamah dan Rima jauh melangkah dari Mamah dulu diusia Mamah."


2. "Apa Arti Kebahagiaan Menurut Mamah?"

"Enjoy dan hati tenang" adalah satu bait pendek jawaban yang Mamah kasih ke aku mengenai kebahagiaan. Karena katanya, banyak uang belum tentu buat bahagia. Punya pasangan belum tentu buat bahagia. Intinya, Mamah menyakini bahwasanya bahagia adalah perasaan ketika kita enjoy dengan hati yang tenang kapanpun dan dimanapun.


3. "Bagaimana Jika Anak Mamah Hidup Tidak Sesuai Dengan Harapan Mama?"

"Dikutuk jadi Maling Kundang" katanya sambil ketawa-ketawa lalu ternyata disambung, "Rima nggak bisa atur hidup Mamah. Mamah sebaliknya. Nggak apa-apa selagi Rima bahagia dan masih inget untuk beribadah ke Gusti Allah." Padahal anaknya ini berharap Mamahnya akan menjawab dengan serangkaian perintah dan tuntutan hidup wkwkwk. Mamah bukan tipe pendikte sih memang. Dari kecil aku nggak banyak dituntut atas segala hal.


4. Menurut Mamah, Hidup Rima Gimana?

Bukan karena apa aku mengajukan pertanyaan ini. Aku memasuki umur dimana aku mengalami quarter life of crisis dimana aku dituntut dengan berbagai aspek kehidupan dimulai dari tanggung jawab, uang, karir, hubungan dan jati diri diwaktu yang bersamaan sehingga terkadang membuat diri sendiri limbung, stres, panik dan mood swing. Aku takut bahwasanya aku menjalani kehidupan tidak dengan cara yang semestinya. Sedari kecil aku selalu memutuskan segalanya sendiri, bukan karena aku rebel namun karena cenderung tidak diberikan arah dari A-Z. Jawaban Mamah adalah, "Rima suka kebebasan. Rima orangnya lempeng nggak aneh-aneh dari dulu. Mamah bangga sama Rima." Waktu diulik-ulik biar Mamah kasih jawaban minimal tiga lembar, agaknya lebih mudah untuk membalikkan gunung dibandingkan suruh doi lebih detail. -_-

Tapi aku mengerti dengan maksudnya. Hati kami terhubung.


5. Apa Arti Dari Memilih Tetap Hidup?

"Mikir naon neng? (Mikir apa neng?). Ya hidup aja dari bangun tidur sampai ke tidur lagi." Baik bozz. Tensi beliau nggak enak jadinya saya skip saja ya guys daripada ribut karena doi akan berpikir macam-macam dan mengutuk saya menjadi Maling Kundang sungguhan. Wkwkwk


6. Bagaimana Jika Orang-Orang Membenci Anak Mamah?

"Selagi Rima nggak salah ke teman-teman Rima atau Rima salah tapi udah minta maaf ke mereka, cuek aja neng. Kalau musingin pikiran dan sikap teman-teman Rima ke Rima mah Rima akan capek dan sakit hati sendiri. Cukup Rima tetap baik dan lucu nggak senggol orang mah lurus aja liat ke depan." Jawabnya ketika aku bercerita mengenai beberapa hal yang terjadi dimulai dari dimusuhin berjamaah sampai dapat fitnah punya second akun buat neror orang. Boro-boro second akun, akun yang jadi tempat numpahin sisi Rima yang lain (@rreemars.byrima) aja kadang lupa buat posting. Saran ini juga diberikan oleh mentor aku dikantor, Pak Ikhsan, yang mengatakan, "Rim, untuk orang-orang yang benci sama kamu. Mau kamu sebaik apapun ke mereka, mereka makin benci sama kamu. Apapun yang kamu lakuin juga akan bikin mereka makin benci. Pada dasarnya hatinya udah kotor." Alhamdulillah ngebuka pikiran aku untuk berhenti menjadi people pleasure dan bersikap seadanya. Cukup baik banget ke orang-orang yang sayang sama aku, dan menjadi baik kepada mereka.


7. Bagaimana Jika Anak Mama Pindah Atau Pergi Jauh Dari Mama?

"Nggak perlu dijawabkan? Mamah dukung segala keputusan Rima. Karena itu hidupnya Rima" waktu aku bilang pengen lanjutin S2 dan pindah kota jauh dari Bandung. Tapi setelah Mamah bilang begini malah nggak mau pindah dan pengen bangun rumah tiga lantai yang bisa aku tempatin sama Mamah. EVERYBODY LET'S SAY AAMIIN! AAMIIN! Wkwkwk


8. Bagaimana Jika Aku Tidak Akan Menikah?

Pertanyaan ini aku ajukan dua hari yang lalu. Disclaimer, aku bukan seseorang yang memilih untuk tidak menikah sampai meninggal, membenci laki-laki bahkan ingin children free. Tapi aku memasuki usia tertua dimana aku belum menikah dibandingkan anggota keluargaku yang lainnya. It's totally fine. Mamah menikah dengan Bapakku diusia dua puluh dua tahun dan anaknya sudah berusia dua puluh lima tahun. Dia menjawab dengan, "Jangan pernah menutup hati neng. Lebih baik diuji sekarang dibandingkan diujinya nanti sampai cerai. Masa muda Rima yang dikelilingi teman-teman baik dan ke sana sini lebih baik dibandingkan nikah muda tapi Rima nggak bahagia." Ketika aku merasa jawabannya tidak menjawab pertanyaanku, Mamah hanya mengatakan, "Mamah yakin sebentar lagi jodoh Rima datang."

Aku mungkin sedikit paham arahnya. Aku bercerita mengenai banyak hal kepadanya. Aku tahu dia takut, aku jauh lebih takut. Untuk bagian ini, aku hanya berharap yang terbaik kepada Allah untuk aku dan Mamah.


9. Bagaimana Jika Anak Mamah Meninggal?

"Mamah ancur neng. Cuman Rima yang bikin Mamah semangat hidup. Mamah nggak sukses dalam hidup, setidaknya anak Mamah yang berhasil dan bahagia." Aku nggak tau harus ngetik apa soal ini, karena jawabannya bikin aku nangis kemarin.


10. "Panjang Umur Ya Mah, Jangan Tinggalin Rima."

Di malam yang sama, untuk pertama kalinya aku melow dan jujur terhadap Mamah. Aku hanya memiliki Mamah untuk menjadi pendengar ke khawatiran dan kesedihan yang aku alami terlepas dari segala keceriaan dan keseruan yang aku tunjukan kepada orang-orang baik secara langsung maupun di sosial media.

Aku bilang, "Mah, sehat-sehat terus ya. Jangan meninggal. Nanti Rima sama siapa?" dengan suara bergetar dan terbata-bata.

Mamah yang seperti biasa, selalu sukses menyembunyikan emosi dan perasaannya mengatakan, "InsyaAllah neng. Rima juga harus janji buat jaga kesehatan. Sadar sama badan sendiri yang suka ngedrop. Tapi kematian mah nggak ada yang bisa cegah. Mudah-mudahan Mamah bisa jadi Mamah yang baik untuk Rima."

***

Dialog-dialog yang selalu aku harapin waktu aku telfonan atau ngobrol langsung sama Mamah selalu aku nantiin. Karena ternyata yang sembuhin dan hilangin kesedihan aku ternyata bukan deep talk ke teman, ternyata ngobrol heart to heart sama Mamah lebih manjur dibandingkan itu semua.

Dan ternyata, batin Ibu dan anak itu kuat. Mamah tahu anaknya dalam kondisi yang ngga baik-baik aja tanpa bilang dan malah bertanya, "Hati Rima belum tenang ya? Sabar ya neng. Gusti Allah Maha Kawasa dan Baik."

Terakhir, aku bertanya mengenai sebuah pertanyaan, "Bagaimana jika Rima mengejar cita-cita yang belum Rima raih? Cita-cita yang sudah ada dari SMP" yang Mamah jawab dengan, "Mamah pasti do'ain segala sesuatu yang Rima kejar. Lakuin yang bikin Rima bahagia. Jangan lihat dulu ke materinya (komisi) tapi niatin bahwa yang Rima buat itu berguna untuk oranglain. Dan kumpulin lukisan-lukisan yang Rima bikin ya, kali aja suatu saat nanti Rima bisa ngadain pameran". Kalian pernah nggak sih ngerasa ada kobaran api di jantung kalian yang bikin kalian menggebu-gebu untuk membuat sesuatu tanpa memandang jam menunjukkan pukul berapa? Aku sering banget wkwk. Nggak aneh aku suka bikin story instagram tengah malem dan masih melek jam tiga padahal paginya kerja. Mungkin karena do'a Mamah juga anaknya produktif banget. Tapi sebenernya bukan jadi pelukis yang aku mintai restu ke Mamah tapi hal lain. Semoga aku bisa wujudin itu tahun ini ya! EVERYBODY LET'S SAY AAMIIN 1000X! AAMIIN AAMIIN~

Guys, sejauh apa yang aku alamin. Ternyata nikmat dan indah banget ketika kita menjadikan orangtua kita sebagai pendengar mengenai banyak hal. Menjadi teman diskusi sebenernya dibandingkan dengan jurnal pribadi yang aku punya. Mereka adalah rumah untuk kita. Tempat dimana kita pulang setelah seharian keluar lihat dunia. Aku berharap kalian punya koneksi itu. Syukur-syukur kalian memang dekat dengan orangtua kalian sejak kecil.

Okey, segitu aja kali ini ya. InsyaAllah kita akan ketemu lagi di minggu depan! Tapi absen sih ganti hari lain kalau aku lagi di alam dan nggak ada jaringan wkwkwk.

Let's be happy! Terus senyum, bahagia dan menjadi manusia yang berguna untuk sesama. Love u all. 

Post a Comment

0 Comments