“Punya mimpi besar dan berjuang meraihnya? Itu harus. Tetapi, punya mimpi besar, berjuang, sekaligus membawa cita rasa Indonesia go international? Baca dulu novel ini.”—Aprilia Yahya, Jurnalis & Entrepreneur.
Itulah sebuah opini subjektif yang dipaparkan oleh seseorang yang juga membaca buku ini sebelumnya. Gue ngerasa opininya wajib gue tulis sebagai pembuka artikel penilaian gue atas buku ini yang akan gue isi dengan hal-hal positifnya saja—karena gue bermaksud hanya ingin menyebarkan energi positif, tanpa menulis minus-minus yang dipastikan akan selalu hadir dalam setiap buku manapun.
Awalnya gue membaca buku ini sekedar memenuhi rasa haus gue akan informasi seputar Eropa tanpa menelaah judulnya dengan benar, hanya asal-asalan. Buku ini adalah dari sekian buku yang gue beli di Islamic Books Festival kemarin tanggal satu Maret. Dan sebenarnya gue baca ini sekedar untuk membuat gue relax, sebelum bertempur dengan buku-buku berat yang harus dibaca beberapa kali baru bisa mengerti.
Dan sejujurnya gue nggak nyangka bahwa buku ini menarik. Banget!
Oke, sebelum gue memaparkan tentang isi buku ini, dan ngasih tau ke kalian hal positif apa yang terkandung di dalamnya, berikut ini adalah profil buku Radja Tempe di Eropa:
Judul : Radja Tempe di Eropa : Dari Yogya Merajai London
Penulis : Fino Yurio K.
Penerbit : Matahari
Tahun terbit : 2014
Halaman : 307
Sinopsis
Adalah seorang Ridho—pemuda Yogyakarta—yang bekerja menjadi seorang penjaga warnet dengan penghasilan kurang dari satu juta per sebulan yang bercita-cita untuk memiliki usaha restoran tempe, dan go internasional hingga keseluruh dunia. Ridho mengalami berbagai banyak masalah dalam hidupnya, keluarga maupun krisis keuangan yang selalu datang disamping berbagai kebutuhan hidup, hutang, dan keinginannya untuk mengkuliahkan adiknya, Rinto, agar tidak seperti ia yang tidak bisa mengenal dunia perguruan tinggi.
Sejak dulu Ridho mencintai tempe, menyukai berbagai macam tempe yang dibuat Ibunya hingga mengantarkannya kepada sebuah mimpi menjadi seorang pengusaha tempe di Eropa suatu saat nanti karena kecintaannya itu. Namun jalannya tidak mudah, dengan upah yang sedikit dan masih membuatnya berhutang karena harus mengirim uang kepada Ibu dan adiknya serta untuk biaya hidupnya sehari-hari, sangat mustahil bagi Ridho untuk memiliki restoran tempenya sendiri bahkan hanya sekedar penjual gorengan keliling. Hingga ia mengenal Sara—gadis bule asal Inggris, yang kuliah di UGM—yang membantunya membangun mimpinya menjadi kenyataan bersama dengan orang-orang di sekeliling Ridho hingga mimpi yang dicap semua orang itu impossible, menjadi possible. Meskipun ia harus berhadapan dengan krisis uang, kerja keras, pengkhianatan dan ujian di depannya.
“Sebuah novel yang mengejutkan. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik. Salah satunya: mewujudkan sesuatu yang menurut orang lain tidak mungkin (impossible), menjadi mungkin (possible). Itu sangat hebat! Kisah nyata dalam novel ini sungguh layak difilmkan.”—Zaenuddin HM, Jurnalis & Writerpreneur.
Tanggapan lain mengenai buku ini yang benar-benar menggambarkan apa yang ada di dalam buku Radja Tempe di Eropa karya Fino Yurio K. Ini. Meskipun gue agak keganggu dengan akhir tanggapannya mengenai ‘kisah nyata’ yang sebenarnya hanya sebuah fiksi dari si penulis. Tapi ya, awalnya gue kira novel ini non-fiksi dan sedikit kecewa waktu tau salah. Next.
Hal-Hal Yang Bisa Dipetik Dalam Novel Radja Tempe di Eropa!
1. Mimpi itu milik siapa saja, bahkan untuk orang-orang miskin
1. Mimpi itu milik siapa saja, bahkan untuk orang-orang miskin
Seperti Ridho, atau mungkin Steve Jobs, atau mungkin Bill Gates, mereka bukanlah orang-orang kaya, namun mereka memiliki mimpi besar dan mau berjuang untuk mimpi-mimpi mereka hingga sampai pada titik dimana mereka sekarang. Sukses.
2. Membantu orang lain sukses itu tidak membuat kita rugi
Seperti Sara, seorang gadis bule nan kaya yang membantu Ridho disamping kesibukkannya. Ia membantu Ridho meskipun baru mengenalnya karena ditolong ketika motornya mogok, dan mempercayai mimpi Ridho untuk membangun Radja Tempe hingga sukses. Sara tidak pernah sekalipun meminta imbalan, tetapi ia senang membantu Ridho seperti ia sedang memperjuangkan mimpinya. Iklas.
3. Orang baik itu ada di mana-mana
Ya, orang baik itu ada dimana-mana. Bukan berarti ada seseorang yang berbuat jahat kepada kamu, lalu kamu beranggapan bahwa semua orang di dunia ini jahat. Seperti Ridho yang selalu mendapatkan uluran bantuan—tenaga, semangat, kepercayaan, nasihat, pinjaman—dari orang-orang di sekitarnya. Namun kita semua harus ingat, jika kita berbuat kepada oranglain, dipastikan oranglain juga akan berbuat baik kepada kita. So, jangan ragu untuk berbuat baik.
4. Memperjuangkan keluarga itu perlu
Ridho tidak ingin Rinto sepertinya, putus untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ridho juga ingin membawa ayahnya pulang dari Arab Saudi setelah tiga tahun tidak pulang-pulang karena tertimpa musibah. Untuk itu dipastikan Ridho bisa menjadi orang yang sukses. Agar kondisi perekonomian keluarganya berubah.
5. Cinta itu ada waktunya, tapi kesuksesan tidak boleh dinanti-nanti
Hal yang benar-benar menginspirasi. Dimana banyak muda-mudi yang terlalu dengan urusan ‘cinta’—yang sebenarnya belum mereka pahami dengan benar—namun ditahan Ridho, dan ia taruh ke dalam prioritasnya yang kesekian. Ia harus berjuang dahulu, mengejar mimpinya dan menjadi orang yang sukses. Lalu ia melamar Rani ketika mereka sama-sama berada di titik yang mereka inginkan.
Gue puas baca novel ini, sangat. Hanya butuh waktu kurang dari dua hari gue baca novel ini yang benar-benar mengalir ketika dibaca. Recommend banget yang lagi cari buku yang menyajikan inspirasi, romance dan drama menjadi satu judul.
Oke, sekian review-an dari gue. Semoga bermanfaat. Dan nantikan quotes-quotes dari buku Radja Tempet di Eropa yang bakalan gue posting segera! Bye bye!
Don’t forget to follow My Ig @rima.solihat
0 Comments
Show your respect with give me comment, please