Haiiiiii, rasanya udah lama banget gue ngga ngeblog dikarenakan rutinitas kuliah, tugas, hobby sama kegiatan yang sebenarnya ngga lebih penting banget kaya main-main, cuz I just spend my times with uneffectively dan yang HARUS GUA SADARI BAHWA, 'RIM, LU UDAH 20 TAHUN, BERHENTI BUANG-BUANG WAKTU, TENAGA, DUIT DAN PIKIRAN LU UNTUK HAL-HAL YANG NGGA JELAS'.
Dan oke, itu udah jadi semacam problematika gua sendiri selama ini.
Oke langsung aja deh kalinya daripada kebanyakan curhat dan keluhan yang sifatnya bikin buang waktu wkwkwk
Jadi gini, Indonesian Schoralship Festival atau yang disingkat ISF ini menggelar festival di tiga tempat dengan waktu yang berbeda. Kemarin, tanggal 4 Februari 2019 ISF diadakan di Balai Sudirman--diganti dari sebelumnya diinformasikan di gedung Dhanapala--dimulai pukul 8 pagi sampai 6 sore waktu Indonesia Barat. Dan ISF ini juga akan digelar di dua kota selanjutnya yakni Yogyakarta dan Surabaya, pada 6 dan 8 Februari 2019. Jadi yang tinggal disekitar kota tersebut jangan sampe ketinggalan acara ini yo, tapi sebelumnya daftar diri kalian dulu di websitenya atau kalian juga bisa install aplikasi eventbrite kaya gue.
Sebelum menuju tentang festivalnya gue mau ngasih tau kalo gue ngga ikutan beberapa acara di hari itu seperti English Workshop Batch 1 & 2 dikarena keterlambatan gue untuk cari informasi. Jadi please banget buat kalian kalo ada sesuatu kaya kesempatan yang ngga datang setiap hari kaya ISF ini jangan males buat cari informasi mengenai hal apa aja yang akan kalian dapati dan untuk sebisa mungkin sering update.
Oke jadi untuk English Workshop Batch ini gue ngga bisa kasih penjelasan apa-apa. Sorry. :')
Wait, sejauh gue curcol ini kalian udah tau ISF itu apa? Jangan-jangan... Hahaha. Dari namanya saja kita sudah tau acara ini adalah Festival Beasiswa Indonesia. Sebuah acara dimana terdapat infomasi seputar beasiswa luar dan dalam negeri. Jadi singkanya ini memang acara beasiswa dan kampus-kampus untuk memberikan informasi kepada pemburu beasiswa dan kuliah.
Oke deh, langsung aja ke acaranya. Dan berikut ini adalah rangkain acara ISF dari awal sampai akhir kemarin.
Gue tiba di jam yang enggak banget, pukul 9.30 WIB, tapi bukan dikarenakan gue males dan ngga suka on time lho, ya.
Saat tiba di Balai Surdirman dan masuk ke pintu masuknya, gua dan teman gua disambut dengan penjagaan ketat plus alat pendeteksi gitu. Ya memang acara besar semacam itu diperlukan pengamananan yang super ketat untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi acara kemarin penjagaannya nggak sampe sekujur tubuh diperiksa juga kok. Jadi ya, masih dikatakan nyaman juga.
Hal pertama sebelum masuk ke acaranya adalah kita harus melakukan registrasi pengunjung dengan menunjukkan tiket yang sudah kita dapatksn melalui email sebelumnya setelah melakukan registrasi. Setelah registasi gue disambut dengan stan-stan yang berjajaran rapih di tengah balai dengan di sisi kiri dan kanannya bediri beberapa stan untuk bahasa. Lalu jika berjalan sampai ke belakang stand dari pintu masuk kita akan lihat venue dimana segala acara akan berlangsung. Nah, hal pertama yang gua lakuin bukan langsung ke venue, melainkan mendatangi satu persatu stan beasiswa atau kampus.
Gua lupa yang mana dulu, tapi yang paling berkesan pertama kali adalah Austalian Study Expo dimana untuk pertama kalinya gua berbicara dengan bule yang bahasa Inggris-nya native speaker banget. Di sana gue ditawarin hadiah dengan syarat harus mengikuti satu game dulu, dan gamenya adalah gue harus muterin papan bulat dengan berbagai tofik seperti geografic, study, education, music, dll, lalu dimanapun panah menunjuk, tofik itulah yang akan menjadi pertanyaan ke gue. Dan u know what? Gue dapet tofik geografic. Duwarrr! Kaya semacam ada bom yang meledak di kepala gue. Buset gila gue ngga tau apa-apa soal Australia meskipun gue ada niatan buat ngejar master di sana. Ditambah, malu juga kalo gua ngga bisa jawab. Depan bule pula. Wkwkw
Bismillah aja deh, dalam hati. Dan si bule ini menanyakan hal yang jauh dari dugaan gue seperti, 'Berapa total luas Australia secara keseluruhan?', 'Tempat yang paling sering dikunjungi' atau 'Tempat dimanakah univ ** berdiri?' hal yang bisa kapanpun bikin gua.... Gagal. Dan jeng jeng jeng, si bapak bule ini menanyakan, 'Dikota manakah yang menjadi lokasi tempat film Memo?', wait, otak gue yang terlalu bersemangat ini butuh sepersekian abad untuk mencerna dengan apa yang ditanyain ditambah dengan hiruk pikuk pengunjung lain yang agak berisik. Serius gua tau jawabannya pasti Sydney. Tapi ngga ada satupun insting di dalam diri gue yang bikin gue PD dan yakin sampe di bulenya memasang muka agak kesel karena gue cuma 'enggg.. Enggg...' dan bilang bener saat gue celetuk, 'Sydney'.
Ohh... Demi apa gua pengen ngetawain diri gue sendiri yang terkadang ngga percaya sama diri sendiri dan takut sama pendapat orang.
Dan dapatlah satu kantong bertuliskan Australia plus kangguru di sana. Alhamdulillah seneng banget rasanya.
Setelah itu gue berburu ke sejumlah stan lain dari permasing-masing kampus dunia dan beasiswa. Terutama DAAD, beasiswa Jerman yang terkenal banget. Di sana gue hanya mendengarkan informasi yang dituturkan dan pertanyaan-pertanyaan visitors lain kayaknya, biaya apa saja yang akan ditanggung DAAD kepada di penerima beasiswa, univ apa saja yang menjadi partner DAAD, dll. Yang sebenarnya gue ngga ada minat kuliah di Jerman, tapi gua berprinsip dari jauh-jauh hari gue harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin diacara itu. Termasuk informasi yang menurut gue ngga ada hubungannya dengan minat gue, tapi mungkin Insya'Allah akan ada manfaatnya.
Lalu setelah DAAD, gue dateng ke beasiswa Erasmus, IDP, StuNed dan juga mendatangi masing-masing stan kampus seperti University of Birmingham, The University of Melbourne, Queensland, Osaka University, Waseda University, dan kampus lain, termasuk Universitas Indonesia sendiri seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga.
Europia juga mendukung gue berpacu untuk datang satu per satu sampai gue bingung sendiri apakah gue udah ke sini atau ke sana dan ambil buku panduannya atau belum. Dan telinga ini pun ngga berhenti untuk mendengarkan segala macam informasi di sana. Sampai pas gue istirahat dulu dan ke venue buat denger pembicara temen gue bilang, "Rima kayaknya kamu betah banget, ya?"
Iyaaaa... Gua betah banget! Rasanya gue juga bisa nangis di sana saking senengnya. Sampe gue ngga malu buat minta difotoin ditengah banyaknya orang.
Yang kalo dipikir-pikir sekarang," Gilaaaa... Gak punya malu banget". Karena kemarin pun yang foto-foto itu seputar kegiatan doang. Hmmm...
Di venue gua dengerin dua pembicara, salah satunya Muhammad Assad. Doi ini CEO dari Tamasia, pembicara diberbagai negara, lulusan 2 universitas top, dan penulis dari 10 buku yang terjual lebih dari 200.000 copy. Wow! Selama itu gua dengerin nasihat, tips dan pesan dia untuk anak-anak muda seperti gua. Bahwa kita ngga boleh berhenti bermimpi, dimanapun atau siapapun kita, dari mana kita dan latar belakangnya, hal itu nggak akan menjadi patokan kesuksesan, "Hasil itu tergantung ikhtiar kita" katanya.
Sampai gua ngerasa mau aja denger dia sampai akhir acara, kalo memungkinkan. Dan mungkin kalo ada rezeki dan kesempatan, gue mau beli bukunya Notes from Qatar.
Nggak lama setelah acara Start Up and Youth Empowerment Talks, gua memutuskan untuk kembali untuk mendatangi sejumlah stan yang belum gua datangi dan cari informasi baru. Hingga mungkin gue datang setiap stan yang ada. Alhamdulillah, cita-cita gue untuk datang ke acara seperti ini akhirnya terwujud juga.
Big thank for Allah SWT yang mengijinkan gua datang dari Purwakarta ditengah-tengah masa liburan, memberi kesehatan, dan rezeki sampai gue bisa datang. Karena gue sadar jika Allah SWT nggak mengijinkan, gue pasti ngga bisa ada di sana kemarin. Alhamdulillah.
Note : Untuk ade, kakak, bapak atau ibu yang punya mimpi dan sedang memperjuangkannya. Kita berada di jalan yang sama. Sama-sama dijalan 'ikhtiar'. Kita semua ngga tahu apakah kita akan sampai di titik itu atau hanya di tengah jalan, namun ingat kita semua punya Allah SWT. Itu yang gue yakini selama ini.
Mudah-mudahan gue bisa datang ke acara seperti ini lagi. Aamiin allahumma aamiin.
So, we are here, in final blog. I would like to see yourself feel what I am. Don't forget to keep believe in yourself and your dreams. With love, Rima Solihat.
I with my memories.
See you next timeee...
Sebelum menuju tentang festivalnya gue mau ngasih tau kalo gue ngga ikutan beberapa acara di hari itu seperti English Workshop Batch 1 & 2 dikarena keterlambatan gue untuk cari informasi. Jadi please banget buat kalian kalo ada sesuatu kaya kesempatan yang ngga datang setiap hari kaya ISF ini jangan males buat cari informasi mengenai hal apa aja yang akan kalian dapati dan untuk sebisa mungkin sering update.
Oke jadi untuk English Workshop Batch ini gue ngga bisa kasih penjelasan apa-apa. Sorry. :')
Wait, sejauh gue curcol ini kalian udah tau ISF itu apa? Jangan-jangan... Hahaha. Dari namanya saja kita sudah tau acara ini adalah Festival Beasiswa Indonesia. Sebuah acara dimana terdapat infomasi seputar beasiswa luar dan dalam negeri. Jadi singkanya ini memang acara beasiswa dan kampus-kampus untuk memberikan informasi kepada pemburu beasiswa dan kuliah.
Oke deh, langsung aja ke acaranya. Dan berikut ini adalah rangkain acara ISF dari awal sampai akhir kemarin.
Gue tiba di jam yang enggak banget, pukul 9.30 WIB, tapi bukan dikarenakan gue males dan ngga suka on time lho, ya.
Saat tiba di Balai Surdirman dan masuk ke pintu masuknya, gua dan teman gua disambut dengan penjagaan ketat plus alat pendeteksi gitu. Ya memang acara besar semacam itu diperlukan pengamananan yang super ketat untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi acara kemarin penjagaannya nggak sampe sekujur tubuh diperiksa juga kok. Jadi ya, masih dikatakan nyaman juga.
Hal pertama sebelum masuk ke acaranya adalah kita harus melakukan registrasi pengunjung dengan menunjukkan tiket yang sudah kita dapatksn melalui email sebelumnya setelah melakukan registrasi. Setelah registasi gue disambut dengan stan-stan yang berjajaran rapih di tengah balai dengan di sisi kiri dan kanannya bediri beberapa stan untuk bahasa. Lalu jika berjalan sampai ke belakang stand dari pintu masuk kita akan lihat venue dimana segala acara akan berlangsung. Nah, hal pertama yang gua lakuin bukan langsung ke venue, melainkan mendatangi satu persatu stan beasiswa atau kampus.
Gua lupa yang mana dulu, tapi yang paling berkesan pertama kali adalah Austalian Study Expo dimana untuk pertama kalinya gua berbicara dengan bule yang bahasa Inggris-nya native speaker banget. Di sana gue ditawarin hadiah dengan syarat harus mengikuti satu game dulu, dan gamenya adalah gue harus muterin papan bulat dengan berbagai tofik seperti geografic, study, education, music, dll, lalu dimanapun panah menunjuk, tofik itulah yang akan menjadi pertanyaan ke gue. Dan u know what? Gue dapet tofik geografic. Duwarrr! Kaya semacam ada bom yang meledak di kepala gue. Buset gila gue ngga tau apa-apa soal Australia meskipun gue ada niatan buat ngejar master di sana. Ditambah, malu juga kalo gua ngga bisa jawab. Depan bule pula. Wkwkw
Bismillah aja deh, dalam hati. Dan si bule ini menanyakan hal yang jauh dari dugaan gue seperti, 'Berapa total luas Australia secara keseluruhan?', 'Tempat yang paling sering dikunjungi' atau 'Tempat dimanakah univ ** berdiri?' hal yang bisa kapanpun bikin gua.... Gagal. Dan jeng jeng jeng, si bapak bule ini menanyakan, 'Dikota manakah yang menjadi lokasi tempat film Memo?', wait, otak gue yang terlalu bersemangat ini butuh sepersekian abad untuk mencerna dengan apa yang ditanyain ditambah dengan hiruk pikuk pengunjung lain yang agak berisik. Serius gua tau jawabannya pasti Sydney. Tapi ngga ada satupun insting di dalam diri gue yang bikin gue PD dan yakin sampe di bulenya memasang muka agak kesel karena gue cuma 'enggg.. Enggg...' dan bilang bener saat gue celetuk, 'Sydney'.
Ohh... Demi apa gua pengen ngetawain diri gue sendiri yang terkadang ngga percaya sama diri sendiri dan takut sama pendapat orang.
Dan dapatlah satu kantong bertuliskan Australia plus kangguru di sana. Alhamdulillah seneng banget rasanya.
Setelah itu gue berburu ke sejumlah stan lain dari permasing-masing kampus dunia dan beasiswa. Terutama DAAD, beasiswa Jerman yang terkenal banget. Di sana gue hanya mendengarkan informasi yang dituturkan dan pertanyaan-pertanyaan visitors lain kayaknya, biaya apa saja yang akan ditanggung DAAD kepada di penerima beasiswa, univ apa saja yang menjadi partner DAAD, dll. Yang sebenarnya gue ngga ada minat kuliah di Jerman, tapi gua berprinsip dari jauh-jauh hari gue harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin diacara itu. Termasuk informasi yang menurut gue ngga ada hubungannya dengan minat gue, tapi mungkin Insya'Allah akan ada manfaatnya.
Lalu setelah DAAD, gue dateng ke beasiswa Erasmus, IDP, StuNed dan juga mendatangi masing-masing stan kampus seperti University of Birmingham, The University of Melbourne, Queensland, Osaka University, Waseda University, dan kampus lain, termasuk Universitas Indonesia sendiri seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga.
Europia juga mendukung gue berpacu untuk datang satu per satu sampai gue bingung sendiri apakah gue udah ke sini atau ke sana dan ambil buku panduannya atau belum. Dan telinga ini pun ngga berhenti untuk mendengarkan segala macam informasi di sana. Sampai pas gue istirahat dulu dan ke venue buat denger pembicara temen gue bilang, "Rima kayaknya kamu betah banget, ya?"
Iyaaaa... Gua betah banget! Rasanya gue juga bisa nangis di sana saking senengnya. Sampe gue ngga malu buat minta difotoin ditengah banyaknya orang.
Yang kalo dipikir-pikir sekarang," Gilaaaa... Gak punya malu banget". Karena kemarin pun yang foto-foto itu seputar kegiatan doang. Hmmm...
Di venue gua dengerin dua pembicara, salah satunya Muhammad Assad. Doi ini CEO dari Tamasia, pembicara diberbagai negara, lulusan 2 universitas top, dan penulis dari 10 buku yang terjual lebih dari 200.000 copy. Wow! Selama itu gua dengerin nasihat, tips dan pesan dia untuk anak-anak muda seperti gua. Bahwa kita ngga boleh berhenti bermimpi, dimanapun atau siapapun kita, dari mana kita dan latar belakangnya, hal itu nggak akan menjadi patokan kesuksesan, "Hasil itu tergantung ikhtiar kita" katanya.
Sampai gua ngerasa mau aja denger dia sampai akhir acara, kalo memungkinkan. Dan mungkin kalo ada rezeki dan kesempatan, gue mau beli bukunya Notes from Qatar.
Nggak lama setelah acara Start Up and Youth Empowerment Talks, gua memutuskan untuk kembali untuk mendatangi sejumlah stan yang belum gua datangi dan cari informasi baru. Hingga mungkin gue datang setiap stan yang ada. Alhamdulillah, cita-cita gue untuk datang ke acara seperti ini akhirnya terwujud juga.
Big thank for Allah SWT yang mengijinkan gua datang dari Purwakarta ditengah-tengah masa liburan, memberi kesehatan, dan rezeki sampai gue bisa datang. Karena gue sadar jika Allah SWT nggak mengijinkan, gue pasti ngga bisa ada di sana kemarin. Alhamdulillah.
Note : Untuk ade, kakak, bapak atau ibu yang punya mimpi dan sedang memperjuangkannya. Kita berada di jalan yang sama. Sama-sama dijalan 'ikhtiar'. Kita semua ngga tahu apakah kita akan sampai di titik itu atau hanya di tengah jalan, namun ingat kita semua punya Allah SWT. Itu yang gue yakini selama ini.
Mudah-mudahan gue bisa datang ke acara seperti ini lagi. Aamiin allahumma aamiin.
So, we are here, in final blog. I would like to see yourself feel what I am. Don't forget to keep believe in yourself and your dreams. With love, Rima Solihat.
I with my memories.
See you next timeee...
0 Comments
Show your respect with give me comment, please